4 Tips Mengirim Tulisan dan Dimuat di Mojok.co

Mojok.co, selanjutnya disebut Mojok, merupakan situs dengan segmentasi anak muda. Jangkauannya cukup luas, apalagi ketika artikelnya membahas tema yang sedang viral. Ada banyak rubrik di situs ini, dan beberapa diantaranya membutuhkan penulis lepas untuk mengisi rubrik tersebut dengan artikel terbaiknya. Kabar baiknya lagi, Mojok membayar setiap penulis yang artikelnya dimuat, loh.

Rubrik yang dibuka oleh Mojok untuk penulis luar diantaranya Esai, Rerasan, Konter, Otomojok, dan Balbalan. Rubrik Esai khusus buat anda yang gemar dengan isu-isu kontemporer yang sedang viral, maupun timeless. Ada pula Rerasan yang membahas tema serupa dengan Esai namun ditulis dengan bahasa Jawa. Konter untuk tema gadget dan dunia digital lainnya. Yang terakhir ada Otomojok yang membahas tentang otomotif.

Kalau anda ingin tulisannya dimuat di Mojok, bukalah laptop, kemudian buatlah tulisan sesuai dengan salah satu rubrik diatas. Tuliskan di aplikasi pengetikan manapun yang Anda suka.

Kalau sudah selesai, salin artikel tersebut dan tempelkan di badan email. Silakan kirimkan dengan terlebih dahulu memeriksa apakah alamat redaksi@mojok.co sudah tercantum di alamat tujuan. Jangan lupa tulis nama subjek email itu sesuai dengan rubrik yang bakal diisi.

Silakan tunggu selambatnya dalam sepekan. Kalau tak jua dimuat, ya berarti belum rezekinya saja. Silakan bikin lagi dan kirim tulisan lainnya hingga redaksi bosan menerima artikel anda.

Kalau tak dimuat terus-terusan, mungkin artikel anda tak selaras dengan gaya Mojok. Dan sebagai orang yang artikelnya pernah dimuat beberapa kali disitu, saya ingin berbagi tips. Ya bukannya lagi sombong sih, cuma bermaksud sharing saja siapa tahu bisa menjadi jalan rezeki teman-teman bloger yang sponsored post-nya masih minim atau tak ada sama sekali.

mojok

Bercermin dulu siapa kita

Dimana-mana yang namanya belum kenal, tentu kenalan. Mojok pun begitu. Redaksinya ingin mengenal siapa kita. Meski boleh jadi, ketika tulisannya menohok ulu hati redaksi, dan mereka cocok, ya langsung bungkus. Tapi untuk kasus yang biasa, sepertinya, Mojok pun sama saja dengan media lainnya. Mereka ingin tahu siapa kita terlebih dahulu.

Maka dari itu, upayakan branding kita sedang berjalan. Maksudnya ketika kita berkenalan dengan orang lain, orang sudah tahu siapa kita. Konon, kartu nama yang baik bagi seorang penulis adalah blog. Ya, blog bakal menceritakan anda banyak hal. Blog anda niche-nya apa, maka begitulah orang lain mengenal anda. Blog ini niche-nya teknologi dan gadget, maka Mojok pun berkenan memuat beberapa artikel saya tentang ulasan spesifikasi gadget.

Kalau tak punya blog? Ceritakan dengan singkat dan sederhana siapa diri anda di badan surel di paragraf terakhir pada prakata pengiriman artikel. Mudah-mudahan biodata singkat tersebut membantu.

Sering membaca Mojok

Sering membaca Mojok membuat persentase artikel anda dimuat bakal lebih besar. Eh, serius? Iya dong, serius. Dengan membaca artikel-artikel di Mojok, maka secara naluriah artikel anda berikutnya akan mengikuti alur dari artikel-artikel yang ada disitu. Kenali gaya bahasanya, dan kenali pula bagaimana karakteristik artikel tersebut.

Kalau teliti, artikel-artikel di Mojok bernada satir namun tetap dengan bahasa yang khas Mojok: lucu dan unik, kadang-kadang ngapak dan njawani. Hal ini sesuai dengan tagline Mojok yang ‘Sedikit Nakal Banyak Akal’. Makanya kalau mau mengirim artikel disana, ya sesuaikan dengan gaya bahasa tersebut. Dan jalan satu-satunya untuk bisa menulis dengan gaya bahasa tersebut tentu saja banyak-banyak membaca situs Mojok.

Update isu kontemporer

Setelah reborn, Mojok mendapuk diri sebagai media yang update. Ada isu-isu yang ditulis redaksi selayaknya straight news, meski pada akhirnya ada imbuhan pendapat redaksi yang nyinyir dan satir. Ya memang begitulah Mojok. Untuk itulah, sebagai calon penulis Mojok, anda semestinya pun update isu-isu terbaru yang ada di sekitar anda, baik skala lokal, nasional, bahkan internasional yang sedang viral.

Ya kecuali anda bakal menulis tema yang timeless, yang isinya berlaku sampai kapan saja. Kalau anda bakal menulis ini, ya memang tak perlu meng-update pikiran anda dengan isu yang viral, dan tak perlu menghabiskan kuota internet dengan mengunjungi Google Trend maupun trending topic di Twitter.

Memperbanyak doa

Ya berdoa memang jalan terakhir setelah anda dengan kerja keras, siang dan malam, membuat tulisan yang seluruhnya sudah sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Sebab hanya Tuhan yang mampu mengetuk hati dewan redaksi Mojok, agar memuat tulisan anda.

Nah sebagai penutup, buat yang biasanya bersemangat ketika mendengar fee, Mojok menyediakan honorarium. Ya, Mojok membayar setiap artikel yang dimuat sebesar ‘cukup untuk mengajak pasangan makan di tempat yang enak’. Kalau dihitung nominalnya, sepertinya dua kali fee sponsored post bagi bloger pemula. Tapi, Mojok membayarnya tak seperti ‘ahensi’ yang menunggu hingga 14 hari. Kalau hari ini dimuat, dua-tiga hari bagian keuangan bakal mengirim email konfirmasi kalau fee sudah ditransfer.

Jadi, sudah siap dengan artikel yang bakal dikirim, atau artikelnya masih berupa niat saja?

Untuk keterangan lebih lanjut dalam mengirim artikel, silakan ke laman berikut.

UPDATE

Saat ini ada kebijakan baru di Mojok. Mereka menerapkan semacam situs User Generated Content yang memuat tulisan dari penulis-penulis yang baru menulis di situs ini. Namanya Terminal Mojok.

Di Terminal Mojok, penulis-penulis diluar redaktur akan diberi ruang untuk mengekspresikan opininya soal isu-isu yang terjadi diluar sana. Buat yang menginginkan eksposur buat self branding, situs ini sangat cocok.

Situs ini merupakan menu terpisah dari situs utama mojok.co. Untuk mengaksesnya silakan klik mojok.co/terminal. Apakah membayar? Ya tentu saja, meski tak sebesar ketika artikel kita dimuat di situs utamanya.

2 thoughts on “4 Tips Mengirim Tulisan dan Dimuat di Mojok.co”

  1. Thanks artikelnya. Bermanfaat sekali untuk saya yang pemula. Lewat ini ingin bertanya, kalau atribusi/profil singkat yang dimaksudkan seperti apa ya? Maaf, belum paham benar.

Leave a Comment